Langsung ke konten utama

Revitalisasi Alun-alun Banyumas

Rekreasi ke Landmark "Baru" Banyumas

Tulisan Ikonik Banyumas yang menjadi daya tarik Masyarakat untuk berkunjung
doc.pibadi
BANYUMAS –  Libur panjang akhir pekan Isra Mi’raj, Senin (24/4) dimanfaatkan warga sekitar Alun-Alun Banyumas yang berada di Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Untuk mengisi waktu liburannya di Alun-alun Banyumas, Tulisan ikonik Banyumas, aneka kuliner dan event besar yang diselenggarakan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang berkunjung.

Kini warga dapat menikmati tempat refreshing dan murah meriah bersama keluarga dan orang terdekat. Setelah rampung pada pertengahan tahun 2016 melalui proses renovasi yang cukup lama Alun-alun Banyumas mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Bukan hanya karena faktor dekatnya jarak dengan kediaman namun adanya tulisan BANYUMAS yang dihias lampu LED merah yang ikonik membuat masyarakat yang cukup jauh tempat tinggalnya untuk datang hanya sekedar berfoto selfie di depan ikon tulisan Banyumas tersebut.

Aneka kuliner dan jajanan serta sering menjadi tempat perhelatan event besar seperti Konser musik dan pentas budaya juga turut andil dalam menarik perhatian masyarakat yang sekedar ingin santai melepas penat. Penataan pedagang dirasa sudah cukup baik, baik dari segi kebersihan dan pengelolaan tata letak pedagang. Namun alun-alun Banyumas bukan tanpa kekurangan, seperti faktor penerangan dan tidak hadirnya videotron yang  berisi hal informatif dianggap menjadi nilai minus bagi masyarakat.

Seperti yang diucapkan Cipto pekerja di rumah sakit swasta di dekat alun-alun Banyumas yang sering berkunjung hanya sekedar bersantai penataannya sudah bagus, pedagang nya tertib berjualan tidak membuang sampah dagangan di sembarang tempat. Tapi kalau malam sudut alun-alun masih kurang penerangan terkesan gelap dan rawan tindak kejahatan”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The birds and nest 🕊️

To Dearest, Nandya Safira 🌻 Selamat pagi Nandya Safira,  Ini pagi ke-298 sejak pertama kali aku mengucapkan sayang sama kamu, pagi ke-298 juga hubungan ini sudah kita bangun, dan pagi ke-298 juga saat aku dan kamu jadi kita. Pagi ini aku tidak mau banyak membual dan membahas betapa sayangnya aku padamu, aku hanya ingin membuat cerita pendek fabel burung, layang-layang dan tiang pancang. Layang-layang membutuhkan tiang pancang agar tetap tenang diatas awan dengan hembusan angin yang datang dari segala arah.  Sekali dua kali tiang pancang agak goyah karena angin yang menerpa layang-layang terlalu kencang menerpa, tapi tiang pancang tetap di tanah walau goyah sekalipun. Layang-layang berterima kasih atas kesabaran tiang pancang yang sekuat dan sesabar itu menjaga ketenangannya. Namun, ada permasalahan yang muncul justru bukan dari angin yang selalu menerpa layang-layang sehingga membuat goyah tiang pancang, yaitu jarak. Jarak itu diibaratkan dengan seutas benang yang menghubungk...

Separuh Purnama

Malam kian pekat saat aku menulis ini Malam kian tidak bersahabat karena dinginnya makin menusuk Malam kian meronta-ronta meminta rindu ini segera ada di peraduan Namun, Bicara soal malam, malam bukan lawan setara mu Malam tidak mampu mendinginkan hangatnya kecupmu yang masih terasa di hati Malam tidak mampu melumpuhkan nyanyian indah suaramu di sudut terpekat hatiku Iya, Kamu wujud penciptaan semesta permai yang indah dan hangat  Kamu wujud penciptaan yang ikhlas dan kuat Kamu, Nandya Safira sayangku tercinta Kita pernah ada di perang batin terkelam Kita pernah ada di drama romansa terburuk Kita pernah ada di badai tangis terparah Sejak saat itu,  Tersisa asa untuk kembali Syukurlah, semesta mendukung Kita bisa kalahkan ego, musuh terbesar manusia Aku, tidak pernah bosan untuk mendampingimu Aku, tidak pernah lelah untuk menyanjungmu Aku, tidak pernah menyerah untuk mengertimu Mengertilah, aku sayang kamu. Tersayang, Demis ❣️