Keyboard War : Pandangan Kritis Penggunaan Internet
Internet Sekarang
Internet Merupakan hal yang pada era globalisasi ini merupakan salah satu kebutuhan pokok
bagi manusia, internet seperti menjadi sebuah kebutuhan primer selain makan dan
tidur bagi manusia, Internet merupakan sebuah revolusi yang merubah segala
aspek kehidupan manusia, perkembangannya yang sangat pesat dikenal oleh
masyarakat luas termasuk Indonesia.
Internet
turut andil dalam atas ilmu, dan perspektif dunia. Hanya dengan menggunakan mesin
pencari seperti Google, pengguna internet dapat mengakses dengan mudah
macam-macam informasi. Jika dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet juga
melambangkan decentralization atau penyebaran dan knowledge atau pengetahuan. Sektor
ekonomi juga berkembang dengan adnya internet ini, kemudahan yang diberikan
internet untuk transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan
cara tatap muka kini sangat mudah dan
sering dilakukan melalui Internet.
Aspek
pemerintahan yang dahuku cenderung tertutup kini melalui e-government kini
dapat bertransformasi menjadi lebih transparan yang nantinya juga akan
memberikan dampak positif terhadap daerah tersebut, yang ternyata berhasil
memberikan peningkatan pemasukan daerah dengan memanfaatkan Internet untuk
transparansi pengelolaan dana masyarakat dan pemangkasan jalur birokrasi.
Dikutip
dari Kominfo, Selasa (21/3/2017),Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menerima
penghargaan sebagai satu dari enam pemerintah daerah (pemda) yang menerapkan
e-government dalam ajang Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2015. Di antara
enam kota/kabupaten itu, Sragen menyabet juara III. Ajang ini memberi
penghargaan kepada pemda yang menerapkan teknologi informasi.Pemkab Sragen
dinilai sukses menerapkan dan membangun teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) di lingkungan pemerintahan. Seperti dikutip Detik.com, Kamis (7/5/2015),
selain Sragen, kota/kabupaten lainnya yang menerima penghargaan dalam ketegori
ini adalah Kota Surabaya, Yogyakarta, Kota Banda Aceh, Kabupaten Sleman, dan
Kabupaten Banyuwangi.
Perspektif
Optimis Dan Perspektif Pesimis (Kritis)
Pembahasan
internet tidak berhenti sampai penggunaannya saja namun internet juga membelah
sebuah pemikiran individu menjadi dua kubu yaitu Pandangan Optimistik dan
Pandangan Pesimistik, dua pandangan ini tidak diasumsikan sebagai yang mana
benar dan salah, namun sebatas bagaimana kita memandang manfaat maupun dampak
bagi penggunanya. kehadiran internet dalam kehidupan manusia memang memberikan
kemudahan untuk bisa mengakses informasi (McNutt, 1998)
Sifat
internet yang “Real Time” atau aktual yang dapat dengan cepat diakses dimana
saja dengan keadaan yang sama membuat internet semakin populer Beberapa layanan
populer di Internet yaitu WWW (World Wide Web), akses sesi (Session Access),
dan MUSH. Di antara semua ini, E-mail dan World Wide Web merupakan yang paling
sering digunakan,dari layanan tersebut munculah program pengirim pesan instan
seperti Camfrog,Yahoo! Messenger, MSN Messenger Windows Live Messenger,
Twitter,Facebook dan lain sebagainya.
Pandangan
Optimistik berasumsi bahwa internet dapat menghadirkan banyak advantages serta kemudahan di dalamnya, banyak
manfaat yang dapat diperoleh sebagai pengguna internet, seperti berbagai
wawasan dan pengetahuan dari seluruh dunia, berbagai macam video di Youtube
yang dapat diakses tentunya akan menunjang berbagai aspek seperti pendidikan,
hiburan dan nilai sosial yang diangkat dalam bentuk karya video, berkomunikasi
dengan orang yang terpaut jarak jauh juga semakin murah dengan adanya internet.
Banyak
jejaring sosial seperti Facebook yang dapat digunakan untuk menambah teman baru
di sana. Tidak jarang media sosial juga digunakan untuk menghubungkan saudara
atau teman yang sudah lama tidak bertemu. Anda juga dapat menghibur diri dengan
mengakses game online, mendengarkan musik, atau streaming video. Dan fitur yang
sangat diandalkan dari internet yaitukita bisa berbagi apapun yang kita punya,
seperti berbagi pengalaman, tutorial dan lain sebgainya melalui akun media
sosial. teknologi baru ini secara umum dapat menjembatani kesenjangan antara
kaya dan miskin, kuat dan berdaya, kaya dan miskin (Downing, 1989; ECRL, 1999;
NTIA, 2002; Schon et al., 1999)
Pandangan
Pesimis ( Kritis ) memiliki pandangan yang berlawanan terhadap pandangan
optimis, di mana pandangan kritis berpendapat bahwa ada kesenjangan terhadap
penggunaan internet, sehingga tidak semua masyarakat dapat memahami manfaat dari
internet tersenut.Perspektif kritis terjadi karena ketidak merataan akses yang
didapat oleh masyarakat (Lievrouw:2006). Fakta menunjukan Menurut hasil studi internet Society
dan firma konsultasi TRPC, akses internet di Indonesia menjadi yang terendah di
Asia Tenggara, terutama di daerah pedesaan yang seringkali keberadaan listrik
pun sulit dan terbatas.
Van
Dijk pada tahun 1999 mengungkapkan beberapa kendala yang mempengaruhi
penggunaan new media yang penelitiannya berfokus di US. Kendala tersebut
diantaranya orang tua yang tanpa bakat yang merasa terintimidasi oleh kehadiran
teknologi, sulitnya mengakses internet atau bahkan tidak memiliki komputer,
kurangnya penggunaan secara maksimal, dan kurangnya keramahan pengguna internet
yang tidak menarik.
Keyboard
War
Pengumpaan
“keyboard War” merupakan salah satu pandangan kritis internet, di mana internet
juga mempunyai sisi kelam yang secara alamiah lahir dari kebebasan berpendapat
di internet dan juga salah representasi pesan di media sosial, sebagai contoh Seperti kasus yang sedang hangat akhir-akhir ini di
Indonesia terkait dengan pemlihan kepala daerah DKI Jakarta, terkait status
Gubernur petahana yang di minta mundur karena kasus penodaan agama, akibat
perbedaan dalam merepresentasikan ucapan gubernur tersebut ketika berpidato. Internet
dan politik menjadi sebuah hal yang sangat menakutkan ketika masyarakat dapat
dipecah belah oleh karena berita yang saling menjatuhkan. Pihak-pihak yang
berkonflik seperti mempunyai pasukan yang membantu untuk menyerang balik
pernyataan lawan konflik, komentar dan postingan yang bersifat mengintimidasi
seperti tidak ada habisnya.
Citra
baik media sosial sebagai peghubung individu menjadi buruk ketika kita temui di
timeline media sosial kita hal-hal negatif seperti ini. Berita-berita yang
seharusnya memberikan kejelasan informasi justru sebaliknya karena renggangnya
filterisasi baik oleh pengguna maupun pihak berwenang. Begitu pun postingan
yang beredar di media sosial populer tidak kalah meresahkan ketika oknum yang
terlibat konflik menyebarkan berita bohong ( Hoax ) yang dapat memperuh
keadaan.
Maka
disinilah peran penting pemerintah serta masyarakat yang mulai peka terhadap
fenomena ini, dikutip dari Kominfo, Selasa (21/3/2017) Sejumlah masyarakat
sipil dan pegiat media sosial yang tergabung dalam Masyarakat Indonesia Anti
Hoax menggelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi Masyarakat Anti Hoax
pada Hari Minggu, 8 Januari 2017. Kegiatan yang
dilaksanakan di kawasan car free day dengan pusat kegiatan di depan gedung BCA Tower, Jalan MH Thamrin itu
akan digelar pada pukul 06.00 – 11.00 WIB. Selain penandatanganan deklarasi,
acara tersebut akan diisi oleh sejumlah kegiatan, yaitu orasi oleh para Duta Anti Hoax antara
lain artis Olga Lydia, sineas Nia Dinata, psikolog Ratih Ibrahim dan pegiat
antikorupsi Judhi Kristantini. Ada juga pemutaran video tentang hoax,games,
senam pagi, tari-tarian, pembagian pin Turn Back Hoax, serta lomba foto
Instagram.
daftar pustaka:
“Perspectives on Internet Use: Access, Involvement, and Interaction” oleh Ronald E. Rice and Caroline Haythornthwaite"
https://kominfo.go.id/content/detail/8710/siaran-pers-no-2hmkominfo012017-tentang-gerakan-bersama-anti-hoax-dan-peluncuran-turnbackhoaxid/0/siaran_pers
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4958/Sragen+Masuk+6+Besar+E-Government/0/sorotan_media
Komentar
Posting Komentar